Friday, 30 August 2019

IBU "Malaikat Tak Bersayap" (Deritamu, Kesakitanmu, Ketulusanmu, Perhatianmu) , Endless Love


    "Kasih Ibu Sepanjang Masa, Kasih Sayang Anak Sepanjang Galah" pasti kalian familiar dengan kata bijak itu yakan ?
     Yah ini pun yang akan aku ceritakan kali ini, aku pengen cerita kenangan manisku bersamaan Almarhum Ibu, yah Almarhum karena Ibundaku sudah meninggalkan aku untuk selamanya 7tahun lalu.
     Beliau meninggal karena sakit tiroid yang membuat benjolan di leher. Sebenarnya dari aku jaman masih sekolah udah kelihatan ada yang aneh di leher Ibu tapi namanya anak kecil ya enggak tau itu penyakit atau bukan, sampe pertengahan tahun 2011 kondisinya makin buruk, awal mulanya selalu tersedak tiap kali makan, hari demi hari tiap makan cuma di kunyah di serap sarinya saja.
     Makin hari makin parah, terutama jika Ibu stres pikiran buat makan makin susah , jangankan buat menyerap sari makanan , minum saja tidak masuk padahal cuma air :( , aku sedih dan tidak tega tapi ego masih terlampau lebih tinggi daripada rasa perduliku.
    Bulan September kakak Perempuanku nomer 5 akan menikah, tapi kondisi Ibu benar-benar kurus tidak mempunyai energi, bagaimana tidak, normalnya orang malan 3x sehari belum lagi ngemil, lah Ibu aku minum saja tidak masuk makan cuma di ambil sarinya saja, akhirnya paman aku adik dari Ibu mengajak Ibu ke klinik suruh di infus biar ada tenaga karena sebulan lagi bakal nerima tamu undangan pernikahan kakak , tetap saja walaupun sudah di infus para tamu kaget kenapa Ibuku sangat kurus.
     Sebulan kemudian ke Klinik yang berbeda , sangat di rekomendasikan bibi aku adik dari Ibu, ke sebuah klinik daerah "A" katanya dulu almarhum suaminya pernah disitu lalu cocok, karena kami sekeluarga sangat mengharap kesembuhan Ibu aku ya datanglah ke situ, setelah sekian lama ngantri akhirnya Ibuku di panggil, sekitar 15 menit keluar padahal yang lain hampir 30menit, kata Ibu dokternya shock lalu nyaranin opnamd di rumah sakit, lalu Dokternya ngasih surat rujukan ke Rumah sakit daerah "S".
     Karena saat ke klinik kami menyewa mobil, yang ikut pun banyak jadi saat itu juga kami menuju ke RS "S", lewat celah jendela aku melihat raut wajah ibuku yang manahan sakit karena tangannya di tusukan jarum infus lalu alat buang air kecil.
     Setelah 2hari dirawat di rumah sakit, para tetangga pada menjenguk, kami sangat senang karena masih ada yang perduli dengan kondisi Ibu :) , di kampung ku tiap kali menjenguk orang yang dirawat di rumah sakit selalu ngasih uang gitu mungkin dengan kata lain biar meringankan beban keuangan yang sakit kali yah.
    Nahh point nya disini yang mau ku ceritakan. Esok harinya setelah tetangga pada menjenguk , Ibuku cerita ke aku, kalo nanti udah keluar rumah sakit dan fisik memungkinkan buat pergi jauh, Ibu ngajak aku mandi ke Air Panas Guci , karena banyak mitos bilang kalo mandi di situ penyakit bisa sembuh. Karena fisik tidak memungkinkan pergi jauh dalam waktu dekat akhirnya tidak jadi tapi tau-tau salah satu tetangga aku dateng ngasih cincin ke Ibu aku dan ibu makein ke jari aku, ternyata aku baru tau duit untuk membeli cincin yang di kasih aku itu adalah duit dari tetangga waktu pada jenguk Ibu di rumah sakit, aku enggak tau alasannya apa kenapa Ibu memakai uang itu untuk membelikan cincin buat aku di bandingkan simpan buat beli susu pengganti asupan makanannya karena sudah benar-benar tidak bisa makan selain sesuatu yang lembek dan cair, yaitu Ibu mengonsumsi Susu Ensure yang satu kaleng 100rb.
    Kurang lebih 3bulan kemudian kondisi Ibuku benar-benar buruk, yang terlihat hanya tulang yang terbungkus kulit , kami sekeluarga memutuskan untuk membawa ke Rumah Sakit "H.A" , baru beberapa jam Ibu ngelu bolak balik ke toilet, Ibu heran waktu di RS "S" di pakein selang buang air kecil tapi kali ini tidak padahal badan lemes dan tidak bisa banyak gerak, aku tau mungkin karena faktor kekurangan energi ( btw nulis ini sambil nangis karena inget banget kondisi Ibu saat itu )
     Ketika malam mulai larut waktunya untuk pada istirahat, mungkin karena aku anak bungsu, yang tidur selalu sama Ibu walaupun sudah gede, gk di RS "S" gk di RS "H.A" aku tidur satu tempat tidur dengan Ibu, walaupun yang terakhir Ibu nyuruh aku di bawah karena sempit tapi aku tetap pengen sama Ibu, tengah malam aku di bangunin Ibu, ternyata Ibu lapar, saat itu aku tawarin Susu Ibu tidak mau , Ibu liat satu nasi bungkus lalu nyuruh aku nyuapin, sebelum suapin aku mencium kayak sudah basi, tapi kata Ibu gpp bisa masuk juda untung , akhirnya aku suapin Ibu tapi cuma 3x saja karena katanya capek cuma ngunyah doang gk bisa di telan, sehabis itupun kami lanjutkan tidur.
    Ini adalah hari ke dua Ibu dirawat di RS "H.A" dari pagi sampe jam 12 gpp, gk tau kenapa jam 2'an Ibu minta pulang terus dan ngeluh perutnya panas (kalo menurutku karena lapar ) tapi Bibi aku nyuruh nahan pulangnya besok biar genap 2hari tapi sisi lain Ibu tidak mau justru meronta sampai selang infusnya copot dan darah bercucuran ke lantai , tp akhirnya sekeluarga sepakat hari itu pulang rapatnya ba'da isya , sebelum pulang kira-kira magrib semua anak dan cucu Ibu pada minta maaf ke Ibu teramasuk aku
Aku : "Ma, Aku minta maaf yah kalo aku selama ini selalu bikin mama  kecewa dan ngambekan" (sambil nangis2)
Ibu : "Udah jangan nangis, kamu harus rajin bekerja biar sukses biar bisa menghidupi hidup kamu sendiri, kamu gk boleh cengeng terus udah gede belajar mandiri
    Denger Ibu ngomong seperti itu tangisku makin menjadi karena aku jadi pikiran yang enggak-enggak saat itu aku merasa belum siap di tinggal Ibu .
    Kira-kira sejam berlalu kami sampai di rumah, yang biasanya tidur di kamar pindah di depan TV, ketika baru sampai tetangga pada datang, setelah sepi kami pun bersiap-siap istirahat, aku masih ingat aku dan kakak2ku tidur di samping Ibu, aku ada di selah kiri Ibu.
   Samar-samar terdengar suara adzan ternyata sudah subuh tapi masih tidur di samping ibu aku, Ibu tidak membangunkan aku tapi membangunkan Kakak ke 5 aku nyuruh bikin sarapan, enggak tau kenapah tiba-tiba Ibu minta bubur sumsum tapi sayangnya tidak ada yang jual, akhirnya kakak ke 3 aku yang bikin, aku yang nyuapin, makin siang kondisinya makin buruk, puncaknya ketika Ibu sudah tidak bisa mengeluarkan ludahnya sendiri sampai aku yang ngambil pakai tissue, percaya gk percya kalo saat itu detik-detik Ibu akan meninggal aku untuk selamanya .
    Setelah aku mandi dan wudhu, aku oun baca yakin belum selesai aku di suruh mengucapkan syahadat di telinga Ibu sambil nangis aku ucapin di dekat telinganya, aku benar-benar melihat detik berakhir Akhirnya Ibu meninggal dunia yang awalnya bibirnya sedikit merah muda pelan-pelan memudar dan pucat , aku tidak menyangka Ibu benar-benar meninggalkan aku untuk selamanya ., Aku nangis sekuat tenaga sampai kehilangan tenaga hampir pingsan.
    Setelah pulang dari pemakaman aku langsung ke kamar dan nangis, tapi aku justru di marahi pamanku katanya kalo aku nangis terus artinya aku tega sama Ibu karena tidak ikhlas, akupun pindah ke kamar yang biasa aku tidur sama Ibu, di situ ada kakak pertamaku reflek langsung meluk kakakku dan nangis sejadi2nya.
    ****
    Yang inginku ungkapan adalah begitu besar kasih sayang seorang Ibu , sedangkan sakitpun masih perduli dengan keluarganya , nyuruh anaknya bikin sarapan padahal sendirinya tidak bisa makan bahkan kesulitan untuk menelan dan tentang cincin aku sampai detik ini masih merasa terharu, uang hasil dari pemberian para penjenguk waktu di Rumah Sakit bukannya di simpan malah di belikan cincin untuk aku tapi aku sadar sekarang ternyata inilah yang akan menjadi kenangan dari Ibuku untuk aku, pemeberian terakhirnya untuk aku, maka dari itu aku akan menyimpannya sampai kapanpun tidak akan aku jual walaupun keadaan sedang sulit.
    Sebenernya yang sekarang aku pakai bukan cincin yang dulu di belikan tapi cincin ke 3, karen cincin yang semula dibelikan aku jual ketika aku akan berangkat kerja untuk pertama kalinya, saat itu yg aku pikirkan bagaimana caranya agar aku tidak merepotkan siapapun termasuk kakak, akhirnya aku jual, tapi setelah aku mendapatkan gaji pertamaku aku beli lagi cincin dengan gram yang sama dan modelnya sedikit mirip, karena kegedean dan modelnya agak monoton akhirnya aku ganti motif lagi tapi dengan gram yang sama dan model yang sama, insyaallah sampai kapanpun tidak akan ku jual, akan ku kenang sebagai pemberian almarhum Ibu buat aku.
    Dan entah kenapa setiap aku pakai cincin ini merasa tenang dan bahagia, beda kalo lagi di lepas gk tau kenapa merasa kosong aku pun gk tau kenapa.
    Ya sudah itu saja yang mau aku sharing malam ini, karena tiba-tiba tadi aku melow pengen cerita moment yang tidak terlupakan di hidupku, mungkin aku sedang merindukan Beliau. Pesan aku buat yang baca dan masih punya ortu khusunya Ibu aku minta tolong, bahagiakan Ibumu, kasih apapun yang Ibumu minta karena jika sudah tiada sesukses apapun kamu tidak akan berarti apa-apa aku jamin bakal merasa "kosong" dan yang utama sih sikap yh, jangan bikin Ibumu kecewa karena sesalnya tiada akhir, karena aku nulis ginipun aku jadi teringat semua kesalahan2 aku terhadap Ibu aku :(
Waalaikum sallam.....